Klasifikasi ilmiah;
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Anseriformes
Famili: Anatidae
Genus: Cairina
Spesies: Cairina scutulata
Mentok Rimba atau dalam bahasa ilmiahnya Cairina scutulata
bisa dikatakan sebagai jenis bebek paling langka di dunia. Populasinya di
seluruh dunia sangat langka, diperkirakan hanya tersisa sekitar 1000 ekor.
Sekitar 150 ekor terdapat di Taman Nasional Way Kambas, salah satu habitat
Mentok Hutan yang tersisa di Indonesia.
Mentok Rimba dikenal juga sebagai Mentok Hutan, Serati,
Bebek Hutan atau Angsa Hutan dan dalam bahasa inggris dikenal sebagai
White-winged Wood Duck. Spesies ini termasuk salah satu burung air dari suku
Anatidae (bebek).
Mentok Rimba (Cairina scutulata) nyaris mirip dengan spesies
Bebek Manila (Cairina moschata) yang sering dipelihara. Mentok berukuran besar
antara 66-75 cm. Bentuknya hampir menyerupai bebek. Warna bulunya gelap dan kepala
serta lehernya keputih-putihan. Penutup sayap kecil putih, penutup sayap tengah
dan spekulum abu-abu biru.
Mentok Rimba berhabitat di lahan basah yang dekat dengan
rawa-rawa. Burung jenis ini suka sekali bersembunyi di siang hari dan pada
malam hari mereka juga dapat aktif mencari makan sendiri, berpasangan, maupun
berkelompok 6-8 ekor.
Karena hidupnya di lahan basah (air), maka pembangunan
listrik tenaga air dan polusi manusia menjadi ancaman terbesar bagi mereka.
Selain itu, penurunan polulasinya juga diakibatkan oleh kerusakan, degradasi,
dan gangguan habitatnya termasuk kehilangan koridor hutan di tepi sungai.
Polulasinya yang tinggal sedikit ini sangat beresiko terhadap kepunahan.
Habitat Mentok Rimba tersisa di Thailand, Kamboja, Vietnam,
Laos, Myanmar, Indonesia, India, dan Bangladesh dengan jumlah populasi tidak
mencapai 1000 ekor. Di Indonesia, semula Mentok Rimba ini dapat dijumpai di
Jawa dan Sumatera, namun kini bebek jenis ini telah punah di Jawa. Sedangkan di
Sumatera diperkirakan hanya bertahan di Taman Nasional Way Kambas dengan
populasi sekitar 150 ekor.
Jumlah populasi dan penyebarannya menjadikan
IUCN Redlist memasukkan Mentok Hijau dalam kategori Endangered (EN / Genting)
yang berarti terancam kepunahan.
Sistem Reproduksi
Kelompok
burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan
dengan cara saling menempelkan kloaka.
Sistem Reproduksi Jantan
• Testis
• Kloaka
• Saluran
sperma
• Vas
Deferens
Sistem Reproduksi Betina
• Ovarium
• Saluran
• Uterus
• Ureter
• Oviduk
Fertilisasi
terjadi di bagian ujung oviduk. Sel sperma akan masuk kedalam oviduk dan
membuahi sel ovum. Ovum yang telah dibuahi akan mendekati kloaka. Dalam
perjalanan menuju kloaka, sel ovum yang telah dibuahi akan dilapisi oleh materi
cangkang berupa zat kapur. Ovumyang telah dilapisi oleh zat cangkang akan keluar
melalui kloaka dan menjadi sebuah telur. Telur akan terus dierami oleh induknya
hingga menetas dan menjadi anak burung.
Sistem Respirasi Aves
Pada
aves, tempat berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru yang berjumlah
sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang rusuk.
Jalur pernapasan pada
aves
1) 2 pasang lubang hidung yang ada di pangkal
paruh sebelah atas dan pada langit-langit rongga mulut
2) Celah tekak yang terdapat pada dasar hulu
kerongkongan atau faring yang menghubungkan rongga mulut dan trakea
3) Trakea atau batang tenggorok yang panjang
berbentuk pipa dan disokong oleh cincin tulang rawan
4) Sepasang paru-paru pada rongga dada yang
meliputi bronkus kanan dan kiri. Dalam bronkus ada pangkal trakea, siring yang
berupa lipatan selaput di dalamnya yang dapat bergetar dan menimbulkan suara. Bronkus
bercabang jadi mesobronkus
yang dibedakan menjadi
ventrobronkus dan
dorsobronkus yang dihubungkan
oleh banyak tabung
kecil yang disebut
parabronkus. Pada parabronkus,
bermuara banyak kapiler yang memungkinkan udara berdifusi.
Alat
Pernapasan Aves
Selain paru-paru,
terdapat pula 4 pasang
perluasan paru-paru yang
disebut pundi-pundi udara
yang menyebar sampai ke perut, leher, dan sayap. Satu saccus
interclavicularis di daerah tulang selangkang, sepasang saccus thorachalis
anterior di daerah dada atas, sepasang saccus thorachalis posterior di daerah
dada bawah, sepasang saccus abdominalis di daerah perut atau badan, dan
sepasang saccus cervicalis di daerah leher.
Fungsi
pundi-pundi udara:
- Membantu pernapasan,
terutama pada waktu terbang karena menyimpan oksigen cadangan
- Membantu memperbesar
ruang siring sehingga memperkeras suara
- Membantuk
mempertahankan suhu badan
dengan mencegah hilangnya
panas badan secara berlebihan
- Meringankan tubuh
burung pada saat terbang
Sistem sirkulasi Aves
Sistem Ekskresi Aves
Alat
ekskresi burung adalah paru-paru, ginjal, kulit, dan kloaka. Paru-paru dan
kulit berfungsi untuk membuang sisa ekskresi berupa karbon dioksida dan air.
Burung mengekskresikan asam urat sebagai limbah nitrogen yang utama. Asam urat
diekskresikan dalam bentuk pasta.
Burung mempunyai sepasang ginjal yang terletak di bagian
kiri dan kanan tulang pinggang. Urine yang dihasilakn dikeluarkan tubuh melalui
kloaka.
Burung
laut seperti bangsa Pelican mempunyai organ tambahan untuk tetap bertahan
hidup. Untuk memenuhi kebutuhan akan air, burung ini minum air laut yang
mempunyai konsentrasi garam tinggi. Garam ini kemudian diekstrak oleh dua
kelenjar garam yang terdapat di kepalanya dan dikeluarkan melalui lubang
hidungnya. Cairan yang dikeluarkan dari kelenjar garam lebih asin daripada
darah.
Sistem
Regulasi Aves
Sistem
regulasi Aves sama seperti system regulasi Vertebrata lainnya, yaitu system
saraf, endrokrin, dan indera. Bagian otak burung yang berkembang adalah otak
tengah dan otak kecil, Otak tengah berkembang dengan membentuk dua gelembung
yang berhubungan dengan fungsi penglihatan. Otak besarnya juga tumbuh dengan
baik, tetapi permukaannya tidak berlipat-lipat. Otak besar burung berhubungan
dengan fungsi gerak. Fungsi gerak bekerja sama dengan pusatt keseimbangan pada
waktu terbang yang terletak di otak kkecil. Otak kecil burung banyak sekali
lipatan-lipatannya sehingga memiliki neuron yang cukup banyak.
Indera
pada burung dan susunan mata burung serupa dengan indera pada hewan menyusui.
Pada retina, terdapat dua sel indera penerima rangsangan cahaya, yaitu sel
batang dan sel kerucut.
Sel
batang peka terhadap rangsangan cahaya lemah. Oleh karena itu, burung hantu
dapat melihat jelas pada malam hari. Sel kerucut banyak terdapat pada retina
burung yang aktif pada siang hari. Burung memiliki daya akomodasi mata yang
baik. Caranya adalah dengan mengubah bentuk lensa sehingga dapat melihat mangsa
dari jarak jauh, misalnya mata burung elang.
Pada
mata burung ditemukan pekten. Fungsi pekten belum diketahui secara pasti,
diduga berhubungan dengan indera ppenentu arah (orientasi). Indra ini berkembang
dengan baik pada burung merpati.
Indra
pendengaran pada burung juga berkembang dengan lebih baik daripada indrea
pendengar pada reptil. Karena itu burung dapat membedakan suara, terutama
kicauan burung. Namun, indera pembaunya tidak berkembang. Indera keseimbangan
pada waktu terbang juga berkembang dengan baik.
Sistem,
sirkulasi Aves terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan darah. Jantung
berbentuk kerucut, dibungkus oleh selaput pericardium. Jantung terbagi menjadi
4 ruang, yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel. Sekat pembatas keempat ruangan telah
sempurna (darah atrium dan ventrikel terpisah sempurna).
Sistem
peredaran darah ganda dan tertutup. Darah yang berasal dari seluruh tubuh yang
mengandung karbon dioksida masuk ke dalam ventrikel kanan lalu dipompa menuju
paru-paru. Pelepasan karbon dioksida di paru-paru. Selanjutnya, darah mengikat
oksigen menuju atrium kiri dan diteruskan ke ventrikel kiri. Peredaran darah
dari jantung menuju paru-paru dan sebaliknya ini disebut peredaran darah kecil.
Dari
ventrikel kiri, darah diedarkan ke seluruh tubuh. Dalam sel-sel tubuh, darah
beroksigen ini dilepas. Selanjutnya, darah mengikat karbon dioksida dan kembali
menuju jantung. Peredaran darah dari jantung menuju seluruh tubuh dan
sebaliknya disebut peredaran darah besar. System portal pada aves adalah system
portal hepatica.